Even Perangkat
Lunak (Software Event)
Ketika sebuah
even (kejadian) diasosiasikan dengan sebuah fungsi program, dapat dikatakan bahwa
sistem tersebut berkolerasi dengan perangkat lunak (software event). Kejadian
jenis ini terjadi saat suatu program mencapai tingkat eksekusi tertentu
(misalnya ketika operasi I/O dimulai).
Prinsip deteksi
even perangkat lunak adalah dengan melakukan pemasukan kode-kode khusus (seperti
kode jebakan, kode pancingan) dalam tempattempat spesifik pada sistem operasi.
Even Perangkat
Keras (Hardware Event)
Ketika sebuah
even (kejadian) diasosiasikan dengan perangkat keras (hardware event), deteksi
dilakukan berdasarkan penampakan suatu sinyal tertentu dalam sirkuit-sirkuit
sebuah komponen sistem. Banyak even perangkat keras dapat dikenali melalui
perangkat lunak, karena even-even tersebut disertai dengan sejumlah modifikasi
lokasi memori yang merupakan even perangkat lunak.
a.
Sistem Relasional
Proses
pengukuran adalah proses untuk mengasosiasikan symbol dengan suatu obyek
berdasarkan properti obyek tersebut. Asosiasi tersebut harus dapat dinyatakan
sebagai suatu pemetaan hubungan empiris terhadap hubungan formal.
Sistem
relasional (Roberts, 1979) dapat direpresentasikan dengan tuple :
dimana
A adalah obyek yang tidak kosong dan Ri adalah relasi pada A.
Untuk beberapa kasus S dapat saja tidak terdefinisikan dengan baik.
Sistem
Relasi Empiris
Dalam
sistem relasi empiris, A adalah obyek tidak kosong dari sistem
yang akan diukur. Ri adalah ki-ary dalam relasi empiris
pada A dengan i = 1, ..., n, Sebagai contoh, relasi
empiris "sama dengan” or "lebih kompleks dari". Oj , j
= 1, ... , m adalah operasi biner pada obyek empiris A yang akan
diukur.
Kita
mengasumsikan untuk sistem relasional empiris A haruslah dapat menentukan
interpretasi empiris untuk elemen A dan untuk setiap relasi Si dari A. Kita juga mengasumsikan sama untuk operasi biner. Sistem relasi
empiris mendeskripsikan bagian dari kenyataan yang dibawa dalam proses
pengukuran (melalui set terhadap obyek A) dan pengetahuan empiris pada atribut obyek yang akan kita ukur
(melalui pengumpulan relasi empiris Ri). Tergantung pada
atribut yang akan kita ukur kita dapat menggunakan relasi yang berbeda.
Operasi biner dapat menunjukkan kasus pada
obyek yang dioperasikan secara ternary. Ini sangat penting pada setiap sistem
empiris yang tidak mengandung eferensi untuk mengukur atau pun angka tertentu.
Hanya bentuk "kualitatif" yang ditegaskan untuk mendasari pemahaman terhadap atribut
yang kita pilih (Brian, 1996) . Statemen ini dapat ditranslasikan ke dalam relasi
formal yang dijelaskan di bawah ini.
Formal Relational Sistem
Dalam formal
relational system, B
adalah obyek formal yang diset dengan
himpunan tidak kosong, sebagai contoh angka vektor, Si
, i
= 1 , ... , m, adalah relasi
ki-ary pada B serupa dengan "lebih besar sama dengan " or "sama
dengan" or "lebih besar". Pk , k = 1, ..., m, sangat dekat
dengan operasi biner pada B yang dikenai operasi penambahan dan perkalian.
Formal relational sistem mendeskripsikan
(melalui set B) domain dari pengukuran untuk mempelajari atribut dari suatu
obyek. Misalnya, pada sistem ini bisa berupa integer, real, vector dari
integer, dan sebagainya. Formal relational sistem juga mendeskripsikan (melalui
pengumpulan relasi Sis) relasi yang menarik di antara bagian-bagian yang diukur
tersebut.
Hubungan anatara relasi empiris sistem
disusun berdasarkan pengukuran
seperti di bawah ini :
Mengukur μ adalah memetakan (Zuse, 1990)
kemudian yang demikian itu diikuti dengan
penggabungan semua i = 1, ... , n; j = 1, ... , m untuk semua a, b, a1i, ..., aki elemen A; It yields for every empirical object element A a formal object
(measurement value) μ(a) element B.
dan
maka tripple(A, B, μ) disebut skala
Kuantitas
Nilai Kuantitas (Value of quantity
(VIM))
Besaran kuantitas suatu bagian
yang terdapat pada unit pengukuran yang dijabarkan dalam angka.
Proses untuk mendefinisikan kuantitas, unit
dan skala tertentu. Salah satu level untuk mempertimbangkan suatu pengukuran.
Deskripsi nilai yang diukur belum valid tanpa menspesifikasikan kuantitas yang
daiukur tersebut.
Nilai Hasil ukuran (Measured value
(MV))
Numerik yang dihasilkan dari
aplikasi yang menggunakan metode pengukuran tertentu untuk melakukan pengukuran
obeyek dalam kuantitas tertentu.
Salah satu karakteristik nilai hasil
pengukuran adalah traceablity. Ini berarti bahwa property
hasil pengukuran atau nilai standar yang dapat dibandingkan dengan standar
referensi nasional maupun internasional didapat dengan melalui perbandingan
yang berkesinambungan yang dapat dilakukan.
Definisi traceability membutuhkan evaluasi
pada suatu ketidakpastian. Untuk pengukuran pada Teknologi informasi, ketidakpastian sangat
sulit untuk didefenisikan karena terlalu sedikit kuantitasnya. Metode
statistik tidak dapat begitu saja mengaplikasikannya.
Jadi, pada prinsipnya Kuantitas akan
menunjuk ke "atribut dari suatu
fenomena, tubuh atau isi yang dapat dibedakan secara jumlah tertentu”. Oleh karena itu kuantitas membutuhkan spesifikasi, properti yang
jelas berbeda untuk diukur.
Metrologi
Ilmu yang mempelajari tentang
pengukuran dan termasuk di
dalamnya semua aspek, teori dan
praktek pada lingkup
keilmuan maupun tenknologi
Dalam bidang teknologi informasi, siapa
saja dapat didefinisikan dan menetapkan bit-bit informasi tanpa melakukan
pengukuran terhadap devais tersebut. Tidak ada definisi yang tepat. Pencarian
literatur tentang metrik IT dan peproses pengukuran menghasilkan beberapa ratus
ribuan entri, semuanya berbicara tentang metrik yang meliputi kualitas, ukuran,
kompleksitas atau kinerja dan mekanisme pemilihan, namun amat sedikit yang
berdiskusi soal dasar-dasar fundamental dalam pengukuran.
- Penyajian Pengukuran
Representasi Teori Pengukuran
Pengukuran disebut valid jika dapat
mencapai kondisi dapat direpresentasikan . Kalau hal itu ditangkap dalam dunia
matematik, perilakunya harus dapat dirasakan dalam dunia empiris. Untuk
pengukuran yang berkarakteristik atribut yang valid, semua hubungan empiris
harus dinyatakan dalam sistem relasi numerik. Atau dengan kata lain pengukuran
harus homogen dalam satu bentuk tertentu. Kondisi
representasi data harus dapat menghubungkan antara
relasi empiris dengan relasi numerik dalam dua arah (Fenton, 1994 ).
Pernyataan yang dihasilkan dari suatu
pengukuran akan berarti jika kebenaran atau atau ketidakbenaran tidak berubah
dalam transformasi yang diizinkan. Admissible
transformation ini adalah transformasi dari suatu bentuk
representasi yang valid ke representasi valid yang lain.
Pengukuran langsung pada atribut yang
dimiliki biasanya dilakukan dengan memahami atribut tersebut secara intuitif
(Fenton, 1994). Pemahaman ini membawa kita dalam mengidentifikasi relasi
empiris antara entitas yang ada. Himpunan entitas C, secara bersama
dengan himpunan relasi entitas R, sering disebut sistem
relasi empiris (C,
R) untuk atribut. Seperti atribut “lebar”
orang-orang akan memberikan relasi empiris seperti “sama tinggi dengan”, “lebih
tinggi dari”, “jauh lebih tinggi”
Harus pula kita perhatikan pemahaman
intuitif untuk atribut Q pada obyek untuk mengukur secara lanjut tugas-tugas numerik yang
diberikan kepadanya. Pemahaman intuitif ini mencari karakteristik pada relasi
empiris R melalui himpunan C
dari obyek yang terukur tersebut. (model
formal obyek). Himpunan C dan R diketahui sebagai sistem relasi empiris untuk atribut Q. (Fenton, 1992)
Teori Representasi
Jumlah pekerjaan yang terdapat pada proses
pengukuran harus dapat menunjukkan hasil observasi relasi empiris dengan baik.
Harus dalam bentuk pemetaan homomorfik atau isomorfik dari bentuk empiris untuk
memilih sistem numerik. Akan tetapi, teroema ini kurang begitu berguna dalam
suatu latihan prakiraan, sejak empiris sistem tersebut menjadi tidak terbatas
dan tidak dapat dibuat dalam numerik. Setiap sistem empiris harus selalu
mendapatkan system numerik untuk dapat melayani pengukuran tersebut.
Teori Unik
Pengukuran adalah unik untuk setiap level
transformasi. Teori ini dapat dibuktikan dengan melihat bentuk pembuktian
formal terhadap semua relasi numerik yang ekuivalen kepada semua relasi empiris
untuk semua bentuk pemetaan yang diizinkan dari sistem empiris dalam numeric
atau sistem pengukuran.
Kondisi Representasi
Untuk mengukur suatu atribut, yang
dikarakteristikkan oleh system relasi empiris (C, R) membutuhkan pemetaan
M untuk berubah menjadi sistem relasi numerik (N, P). Khususnya,
pemetaan M entitis dalam C
ke angka (atau simbol) dalam N, dan kemudian
relasi empiris dalam R dipetakan ke relasi numerik dalam P, dengan cara
inilah semua relasi empiris dapat dipertahankan. Metode yang disebut kondisi representasi,
dan pemetaan M disebut representasi. Kondisi representasi menegaskan korespondensi antara relasi
numerik dan relasi empiris dalam dua cara. Misalnya, sebagai contoh relasi
biner < akan dipetakan oleh M
ke relasi numerik <. Lalu secara formal
kita memiliki :
Kemudian seandainya C adalah himpunan
orang dan R memiliki relasi "lebih tinggi dari". Pengukuran M dari
tinggi akan memetakan C dalam suatu himpunan bilangan real R dan "lebih
tinggi dari" ke relasi >. Representasi akan menegaskan A lebih tinggi dari B, jika M(A) > M(B).
Setiap obyek yang dipetakan dalam nilai B,
misalnya, akan diukur dalam pengukuran m(a). Setiap relasi empiris Ri dipetakan
dalam relasi formal Si. Sebagai contoh, relasi “lebih komples dari”, antara dua
program dipetakan ke dalam relasi ">" di antara pengukuran
kompleksitas yang dilakukan untuk dua macam program. Relasi formal harus dapat
mempertahankan arti pernyataan empiris. Sebagai contoh lagi andai R1 adalah
relasi empiris "lebih kompleks dari", S1 adalah relasi formal dari
">", dan m adalah pengukuran kompleksitas. Maka kita perlu
menyatakan program P1 lebih kompleks dari program P2 jika dan hanya jika m(P1)
> m(P2)
Dengan konteks di atas, konsep properti
dapa dilihat sebagai suatu karakteristik properti, untuk setiap konsep
pengukuran (seperti rumpun pengukuran), sistem relasi formal.Properti ini
mempertahankan korespondensisistem relasi empiris ketika sistem relasi formal
diperoleh.
Tetapi, himpunan properti dari konsep
tersebut tidak sepenuhnya mengkarakterisikkan system relasi formal. Untuk
aplikasi pengukuran tertentu, beberapa properti akan spesifik bekerja dalam
lingkungan dan model (yang ditangkap dari sstem relasi empiris).
- Skala dan Transformasi
Skala pengukuran dapat kita nyatakan sebagai suatu aturan
tertentu dalam pengukuran
untuk memudahkan pengambilan nilai.
Teori pengukuran sebagai prinsip dasar memiliki banyak jenis
skala pengukuran, seperti nominal, ordinal, interval, rasional dan setiap pengambilan informasi akan menjadi bagian yang paling dahulu
diperhatikan. Skala nominal meletakkan item dalam kategori tertentu. Skala
ordinal memilih tingkatan-tingkatan item dalam antrian.
Interval dari skala didefinisikan sebagai jarak antara satu poin
ke poin lainnya, yang harus sama. Untuk skala ordinal properti ini tidak
tersedia, begitu juga untuk perhitungan mean-nya. Jadi, pada dasarnya
tidak ada poin absolut
dalam skala interval ini.
Skala harus berisi banyak informasi dan fleksibel dalam skala
rasio seperti derajat nol mutlak, rasio pemeliharaan dan mengizinkan
analisis dari pengalaman yang ada.
Kategori Skala :
•
Simbol (nominal data)
•
Numerik (ordinal, interval, dan ratio
absolute)
Petimbangkan sistem relasional empiris :
Terdiri dari himpunan program {P1, P2, P3} dan relasi >> (lebih besar dari). Lalu jika P1 >>P2 dan P2 >>P3, skala akan memetakan
P1 ke nilai yang lebih besar
dari nilai pada pemetaan P2 dan memetakan P2 ke nilai yang lebih besar dari nilai pemetaan P3. Maka :
Pemetaan Skala :
Statemen yang menyangkut pengukuran
menyatakan : akan lebih berarti
jika kebenaran tidak berubah ketika suatu skala diterapkan untuk
menggantikannya. Ini yang disebut dengan transformasi
yang dapat diterima. Jadi tipe skala pengukuran yang didefinisikan
dalam operasi matematis
harus memiliki arti yang jelas dari data pengukuran.. Setiap pengukuran dapat
ditransformasikan ke skala lain dengan pemetaan satu persatu. Ini membuat
pengukuran lain :
Defenisi dari transformasi yang
dapat diterima
Berikan (A, B, μ) sebagai skala. Pemetaan :
g : A → A
adalah transformasi yang dapat diterima,
jika (A,B,g,μ) juga skala.
Skala Nominal (skala paling rendah).
Skala ini digunakan untuk fitur yang
bersifat kualitatif. Skala ini menunjukkan kesamaan atau ketidaksamaan. Ini
memungkinkan untuk menentukan suatu obyek masuk ke kelas yang mana Contoh :
nomor registrasi.
Skala ini tidak menangkap setiap konsep
yang dapat dihasilkan dari atribut, hanya entitas yang diklasifikasikan saja.
Transformasi yang diizinkan adalah transformasi one to one.
Contoh : Mengukur tinggi hanya menangkap orang yang memiliki tinggi yang sama,
pemetaan yang dilakukan hanya termasuk atau tidak termasuk, sering disebut
metode kategori. Transformasi yang diizinkan :
dimana f
adalah sebuah fungsi one to one.
Skala Ordinal
Skala ini tidak menangkap setiap konsep
yang dapat mempengaruhi atribut, hanya meletakkan atribut tersebut dalam perintah
kuantitas atribut. Contoh
: pengukuran tinggi akan menangkap relasi “lebih tinggi dari”. Fitur lainnya
dalam skala ini adalah seperti : 'lebih besar dari', 'lebih kecil dari', 'sama
dengan'. Skala Ordinal mengizinkan pembuatan median dan system rangking pada
koefisien yang berhubungan. Contoh : rangking pada pembagian rapor di sekolah,
klasifikasi kapasitas penggunaan mesin.
Transformasi yang diizinkan untuk
pengukuran nominal adalah fungsi monotonic
increasing. Ini akan menjaga hubungan berdasarkan
rangking pada masing-masing obyek. Ini sering disebut pula sebagai ordered categories.
Tidak ada konsep jarak antara masing-masing obyek. Transformasi yang diizinkan
:
f dalah fungsi monotonically
increasing. Skala ini memerlukan kombinasi adjacent classes
Skala Interval
Skala ini memberikan setiap transformasi
linier yang positif. Jadi tidak hanya menentukan rangking tapi juga perbedaan
antara interval obyek tersebut. Proses aritmatik mean dan standar deviasi dapat
dihitung secara pasti. Contoh : skala temperatur pada Fahrenheit, Celsius,
Reamur.
Skala ini menggunakan unit pengukuran namun
tidak memiliki nol derajat mutlak. Sistem ini menangkap tidak hanya setiap
konsep yang dapat mempengaruhi atribut, tapi juga dugaan jarak antara entitas
yang mempengaruhi atribut tersebut. Contoh : Tahun ini pengukuran temperature
dalam skala 100 derajat dan Fahrenheit.
Tidak hanya relasi yang diminta tapi juga
jarak antara obyek yang didapatkan dari unit yang ekuivalen Transformasi yang
diizinkan :
Skala Rasio (Skala yang harus diketahui dengan baik)
Skala ini mengizinkan transformasi untuk
setiap fungsi yang sama (f'
=u.f, u real, u > 0). Unit yang berarti, harus digunakan dalam skala dan
dalam nilai absolut atau nilai nol mutlak yang memungkinkan. Operasi
yang diizinkan dalam skala ini adalah termasuk hasil bagi,
perhitungan presentasi, nilai mean dan standar deviasi. Contoh : panjang, massa, waktu,
sudut, volume, temperatur dalam kelvin dan harga.
Skala ini hampir sama dengan skala
interval, namun memiliki derajat nol mutlak. Disebut skala rasio karena
keberadaan nol membuat berarti mengambil berdasarkan rasio. Contoh : panjang
dalam sentimeter. 0 cm berarti tidak ada panjang dan dalam saat yang sama cm
adalah unit yang sah. Ini akan membentuk karakteristik proporsional seperti dua
adalah banyak atau setengah itu banyak.
Transformasi yang diizinkan :
Skala Absolut (Skala paling baik).
Pengukuran mutlak akan menghitung jumlah
yang terjadi pada atribut yang diukur. Pengukuran absolut pada suatu atribut
itu unik, misalnya hanya transformasi yang diizinkan saja yang merupakan fungsi identitas. Skala
absolut digunakan untuk transformasi untuk setiap fungsi identitas (f' = f). Tipe
skala ini merepresentasikan semua skala yang samar atau tidak tegas. Karena
hanya transformasi identitas saja yang diperbolehkan, semua tetap tidak
berbeda. Contoh frekuensi dan probabilitas.
Skala real jika diklasifikasikan pada
transformasi yang dapat diterima :
Aplikasi teknik statistik dalam pengukuran
skala sangatlah penting. Mengukur kecenderungan utama dan penyebarannya dapat
dibuat dalam skala dengan menyediakan proses transformasi. Kita dapat
menggunakan mode dan dsitribusi frekuensi untuk menganalisa data nominal yang
dideskripsikan namun kita tidak dapat menggunakan nilai mean dan daviasi
standar. Dengan
skala ordinal, urutan data yang diukur kita
dapat menggunakan kategori tertentu seperti median, maksimum, dan minimum
analisis. Tapi untuk data dalam bentuk interval atau rasio tertentu, kita
menggunakan mean, deviasi standar dan deviations dan mode statistik lainnya
(Briand and Basili, 1996).
Skala dan Struktur grup Matematik :
Kesederhanaan (banyaknya upaya yang
dibutuhkan untuk mendefinisikan metrik, pengumpulan data dan validasi model).:
Nominal < Ordinal < Interval < Ratio
- Proses Pengukuran
Adalah Suatu fungsi informasi yang dapat diperoleh melalui
monitor dan biaya pengukuran.
Kegunaan pengukuran
1.
Menaksir
(assessment)
2.
Memprediksi
(prediction)
Tipe pengukuran
•
Pengukuran
langsung (direct measurement) dari atribut
tidak tergantung pda atribut lainnya, contoh : pengukuran panjang,
lebar.
•
Pengukuran
tidak langsung (Indirect measurement) pengukuran satu atau lebih atribut, mengukur reabilitas.
•
Pengukuran
Proxy percobaan pengukuran properti dari suatu
obyek secara tidak langsung menggunakan properti lainnya yang lebih
mudah didapatkan. Memerlukan pendekatan prediksi dari properti real. Pengukuran Proxy harus dapat mendemontrasikan : reliabilitas dan validitas (Harrison, 1994)
Kriteria Pengukuran
•
Obyektif. Pengukuran dilakukan lewat pendekatan yang obyektif, tidak subyektif menggunakan semua tester yang mungkin dilakukan.
•
Reliabilitas.
Pengukuran realibel (stabil dan presisi)
jika dalam pengulangan yang dilakukan dalam kondisi yang sama, juga didapatkan hasil yang sama.
•
Validitas, pengukuran valid jika hasil pengukuran memenuhi karakteristik
kualitas.
• Normalisasi.
Normalisasi diperlukan untuk dapat memiliki skala hasil pengukuran dapat
direpresentasikan dengan mudah. Ini berhubungan dengan skalabilitas.
• Mudah dibandingkan.
Pengukuran mudah dibandingkan ketika diatur suatu relasi ke pengukuran lainnya.
• Economis.
Pengukuran harus memiliki biaya yang rendah. Tergantung pada derajat otomatisasi
dan nilai pengukuran, yang biasanya digunakan untuk pemilihan penggunaan
perangkat bantu jenis tertentu.
• Berguna. Mudah
dibuktikan dengan validitas, dan amat berguna dalam evaluasi kualitas
Analisis untuk mencapai tujuan
evaluasi kinerja
1.
Analisis makroskopis
Analisis untuk menentukan indeks global
seperti massa median, waktu respon median,
pemanfaatan device peripheral dan sebagainya.
2.
Analisis mikroskopis
Analisis dengan detail yang lebih tinggi,
seperti menentukan peningkatan kontribusi setiap jenis instruksi bagi penggunaan
CPU, menganalisis jumlah page yang dimasukkan selama waktu yang tersedia.
Faktor yang membedakan dua jenis analisis
ini adalah durasi fenomena yang
diamati dan frekuensi kejadian saat itu.
Tingkat pengujian dalam proses
implementasi suatu sistem
• Pengujian bagian (modul) ; pengujian pada level modul.
• Pengujian integrasi ; pengujian pengelompokan logis dari
modul-modul tersebut.
• Pengujian Sistem ; pengujian keseluruhan sistem baru dengan mengikutsertakan
pemakai sistem.
• Pengujian penerimaan ; pengujian khusus oleh pemakai sistem
semua komponen perancangan, termasuk manual, dokumentasi dan metode sosialisasi.
• Pengujian operasi dan lingkungan ; pengujian saat pengoperasian system
baru dilakukan pada lingkungan yang sesungguhnya.
Properti Pengukuran
Axiomatika yang harus selalu ada agar pengukuran dapat berguna :
• Harus memungkinkan untuk dideskripsikan, walau tidak formal,
aturannya menentukan. Ada mekanisme yang mengurangi kesalahan dan pengukuran
pada obyek atau proses yang sama harus diletakkan pada kelas yang sama.
• Pengukuran harus dapat membuat paling tidak dua kelas yang ekuivalen.
• Relasi yang sama dibutuhkan.
• Jika terdapat jumlah nilai yang tidak terbatas dari obyek atau
even telah diukur, bisa jadi dua atau lebih even tersambung pada kelas ekuivalen
yang sama, karena itu kita dapat mengukur jumlah yang tidak terbatas dari
obyek.
• Metrik harusnya tidak menghasilkan suat ketidaknormalan, metric harus
dapat menjaga suatu obyek tetap sama dengan sifat empirisnya.
• Teorema yang unik harus dapat mempertahankan semua kemungkinan transformasi
pada semua tipe skala. Maka hanya ada satu bentuk antara perubah dalam struktur
pengukuran.
Kegunaan Pengukuran
Secara dasar pengukuran digunakan untuk :
•
Penilaian
Keadaan (menaksir)
•
Memprediksi, tentang atribut yang belum terjadi.
Reliabilitas Pengukuran :
•
akurasi
•
dapat diulang
Faktor reabilitas adalah :
•
Konsistensi internal, semua elemen
pengukuran harus ditaksir dalam konstruksi yang sama dan r\tidak saling
berhubungan.
•
Stabilitas, nilai yang ekuivalen harus
didapatkan pada koleksi yang diulang dari data dalam lingkup yang sama.
Contoh hasil pengukuran
- Pengukuran danMetrik
Metrik merupakan karakteristik numerik atribut sederhana seperti panjang, banyak keputusan, banyak operator (untuk program) atau banyak
bug yang ditemukan dan waktu (untuk proses)
Mengukur adalah salah satu fungsi metrik yang dapat digunakan
untuk menaksir atau memprediksi atribut yang lebih kompleks seperti biaya dan kualitas.
Pengukuran tidak selalu nilai yang real. Defenisi dari pemetaan numerik tidak
hanya diterapkan dalam pengukuran. Setiap pengukuran adalah metrik tapi tidak
berlaku sebaliknya. (Harrison, 1994). Oleh karena itu kita harus mengetahuo apa
yang kita ukur sebelum membuat pemetaan numeric tersebut. (Fenton, 1994).
Metrik adalah
fungsi m, mendefinisikan pasang obyek x,y
yang di antara keduanya
memiliki jarak pengukuran m(x, y). Properti Metrik antara lain (Fenton,
1994) :
1. m(x , y) = 0, untuk semua x,
2. m(x , y) = m(y, x) for all x, y dan
3. m(x, z) =gt m(x,y) +
m(y,z) untuk semua x, y, z.
Tipe metrik (Bieman et al., 1991):
·
Metrik
internal software :
mengukur karakterisrik statik atau atribut dari dokumen perangkat lunak.
·
Metrik
external software : mengukur karakteristik atau atribut secara simultan antara atribut dari dokumen perangkat lunak dan apa saja yang berada di luar dokumen tersebut.
·
Metrik
prediktif software : mengestimasi karakteristik atau atribut dari dokumen perangkat lunak yang tidak aktif atau karena alasan tertentu menjadi tidak tersedia pada saat dilakukan pengukuran.
Metrik digunakan sebagai (Daskalantonakis, 1992):
·
Proses metric
·
Produk metric
·
Proyek metric
Metrik :
·
Token based metric
·
Control-Flow metric
·
Data-flow metric
·
Macro metric
·
Problem metric
Langkah-langkah membuat software metrik :
·
Spesifikasikan domain untuk metric
·
Spesifikasikan atribut dokumen yang akan
diukur oleh metric
·
Spesifikasikan model untuk dokumen
software. Modelnya harus mewakili atribut obyek. Dengan kata lain dapat
menyatakan abstraksi atribut tersebut.
·
Definisikan pemetaan dokumen untuk diset
pada model.
·
Definisikan order untuk di set pada model
tersebut.
·
Definisikan jawaban untuk order yang
didefiniskan tersebut.
·
Definisikan fungsi dari setting model untuk
menjawab order tadi. Fungsi ini harus bisa memelihara order tersebut.
Metrik Yang berdayaguna, adalah metrik yang
:
·
Mudah
dimengerti dan didefinisi, dalam memfasilitasi
kalkulasi dan analisis nilai metrik yang konsisten.
·
obyektif
(Mungkin dilakukan) dalam mengurangi
pengaruh dari perkiraan personal dalam mengkalkulasi dan menganalisis nilai
metrik.
·
Biaya
yang efektif dalam mendapatkan roi(return on investment)
yang positif. Nilai informasi yang dihasilkan harus melampaui biaya untuk
mengumpulkan data, mengkalkulasi metrik dan analisa niali tersebut.
·
informatif
dalam memastikan perubahan nilai metrik
memiliki interpretasi yang benar (misalnya dalam mengestimasi meningkatnya
akurasi suatu proyek, amat berimlikasi terhadap teknik estimasi yang
digunakan).
Proses Mengukur :
·
Definisi tujuan pengukuran
·
Pembuat tugas pengukuran berdasarkan tujuan
pengukuran.
·
Menentukan obyek pengukuran.
·
Tentukan metrik pengukuran dan skala
pengukuran
·
Alokasi metode pengukuran dan alatbantu
pengukuran untuk mengukur obyek dan metrik.
·
Menemukan nilai pengukuran.
·
Interpretasi metrik.
Dalam orientasi tujuan pengukuran,
identifikasi tujuan pengukuran dan karakteristik penting yang akan diukur
haruslah ada sebelum mendefinisikan metrik. Ini tidak hanya dibutuhkan untuk
definisi metrik, tapi juga sebagai bahan untuk membuat interpretasi nilai yang
akan diukur tersebut.
Validasi Metrik.
Validasi perangkat lunak metrik adalah proses memastikan metric dalam
karakteristik numerik yang tepat dari atribut yang dimaksud.
Proses validasi metrik membutuhkan metode
ilmiah – yaitu dengan hipotesa yang membentuk pengumpulan data yang benar, dan
percobaan hipotessi tersebut. (Fenton, 1991).
·
Validasi
Content (isi), dibutuhkan dalam definisi domain, untuk
mencatat fenomena yang terdapat pada kompleksnya perangkat lunak tersebut.
·
Validasi
Prediksi, menggunakan pengukuran untuk mempredeksi
keluaran dari beberapa even. Validasi ini dihasilkan oleh hubungan antara
pengukuran dan kriterianya.
·
Validasi
konstruksi, melihat sedekat apa hubungan antara
pendefinisian operasi pada data dengan pembuatan konstruksi abstraknya.