Di
blog saya kali ini, saya akan menceritakan tentang Keindahan Alam Waduk Gajah
Mungkur. Sebenarnya mau cerita tentang Grojogan Sewu Tawangmangu di Solo sih,
tapi agak sedikit lupa. Dan akhirnya saya memutuskan untuk menceritakan tentang
keindahan alam di Waduk Gajah Mungkur.
Waduk Gajah Mungkur adalah sebuah waduk yang terletak 3 km di selatan Kota kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah. Perairan danau buatan ini dibuat dengan membendung sungai terpanjang di pulau Jawa yaitu sungai Bengawan Solo. Biaya
masuknya pun cukup murah.
Di
akhir Desember tahun 2008, saya pergi pulang kampung ke desa Ibu saya di
Wonogiri karena adik Ibu saya akan menikah, jadi kami sekeluarga memutuskan
untuk pulang kampung sembari refreshing. Berhubung waktu itu lagi senggang dan
paman saya ngajak jalan-jalan keluar. Katanya mau makan ikan bakar nila atau
gurami di Waduk Gajah Mungkur. Disana memang terkenal dengan ikan bakar nila
dan guraminya. Ikan bakar disini sangat enak dan murah looh, jadi harus dicobaa
yaah. Apalagi makannya di sebuah saung mungil di tengah Waduk Gajah Mungkur. Waah,
jarang banget itu ditemuin di Jakarta. Di waduk
ini memang banyak sekali kapal yang mengelilingi perairan. Kapal tersebut
memang sengaja digunakan untuk menyebrang ke salah satu saung mungil untuk
tempat makan atau memancing para wisatawan.
Tapi
karena ibu saya tidak berani naik perahu untuk menyebrangi waduk, kamu
sekeluarga memutuskan tidak makan di tengah waduk.. Huhuhu, nyesel banget. Tapi
suatu saat nanti, saya harus makan di tengah waduk gajah mungkur tersebut. Kebetulan
bulan itu bulan Desember yang memang lagi musim hujan, jadi air di waduknya
penuh. Padahal kalau musim kemarau biasanya agak kering gitu.. Jadi memang udah
rejeki nih kayaknya.
Di Kabupaten Wonogiri memang merupakan salah satu objek
wisata yang ramai dikunjungi saat musim liburan tiba. Beruntung banget bisa
nikmatin tempat kayak gini, mumpung tempatnya lagi sepi jadi serasa punya
sendiri deh. Hehe.. Kalo liburan kan pasti full banget. Jalan akses menuju ke
Waduk pun juga sangat indah dan memukau pastinya. Sering kali saya melewati
beberapa belahan bukit yang gundukannya seperti batu kapur putih. Jadi tempat
ini memang wajib untuk dikunjungi. Tempat parkirnya juga sangat luas, kalo
musim liburan tiba tempat parkir disini akan membludak (penuh banget
maksudnya). Tapi sebenarnya nih ya, tempat ini itu agak gersang terutama kalo
lagi musim kemarau. Jadi lebih baik kalo mau mengunjungi tempat wisata ini saat
musim hujan aja. Selain angin nya sepoi-sepoi, lingkungan di sekitar juga
terlihat lebih asri.
Bahkan
kata Ibu saya dahulu di jaman Bapak Suharto masih menjadi Presiden, tempat ini
sering kali dipergunakan untuk pertemuan para pejabat Indonesia.
Oh
iya, selain wisata kuliner dan waduknya disini juga ada banyak hewan yang
memang sengaja dipelihara untuk menarik para wisatawan. Ada gajah, rusa, dan lain-lain.
Semua hewan-hewan disini ada di dalam kandang, tapi ada beberapa monyet kecil
(kalo orang jawa bilangnya kethek) yang berkeliaran dimana-mana untuk mengajak
main para wisatawannya loh. Hayooo, siapa yang mau main sama si “kethek” itu?? Hihihi..
Tapi kalo lagi liat hewan-hewan disini, hati-hati sama makanan yang dibawa yaa,
nanti di rebut sama si “kethek” itu. Hehehe.. Puas makan dan main-main seharian akhirnya sebelum sore hari tiba kami sekeluarga pulang ke rumah nenek dikarenakan hujan turun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar